Motor Said Didu Hilang di Tangerang, Warganet: "Polisi Pasti Sulit Cari"
JATIM TODAY – Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu, tengah dilanda musibah. Sepeda motor kesayangannya, Honda Scoopy berwarna biru dan cokelat muda dengan nomor polisi AG 5267 ECF, dilaporkan hilang pada Ahad (28/9/2025).
Kabar itu ia sampaikan langsung melalui akun X (Twitter) pribadinya, @msaid_didu. Said menyebut motor tersebut terakhir terparkir di kawasan Ruko Arcade Citra Raya, depan Mako Bakery, Panongan, Kabupaten Tangerang.
“Bagi yang ketemu mohon bantuan laporkan ke polisi terdekat,” tulis Said Didu dalam unggahannya.
Unggahan tersebut ramai menuai komentar warganet. Banyak yang mendoakan motornya bisa segera ditemukan, namun tak sedikit pula yang pesimistis pihak kepolisian akan benar-benar menindaklanjuti laporan kehilangan itu.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait laporan Said Didu.
Kritik Keras Program MBG
Sebelum mengunggah kabar motornya hilang, Said Didu lebih dulu menyoroti program unggulan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yaitu Makan Bergizi Gratis (MBG).
Lewat akun X pribadinya, ia menyebut program tersebut justru memunculkan banyak persoalan di lapangan, mulai dari kasus keracunan massal di sejumlah daerah, rendahnya minat siswa terhadap makanan, hingga meningkatnya beban guru.
“Fakta di lapangan: keracunan, sebagian besar anak-anak sekolah tidak suka, MBG bahkan sudah menjadi beban psikologis anak-anak sekolah. Guru-guru habiskan waktu sekitar dua jam untuk ngatur makan, rawan sabotase, dan habiskan uang rakyat ratusan triliun,” tulis Said Didu, Selasa (23/9/2025).
Pernyataan itu memicu perdebatan publik. Sebagian menilai program MBG harus dievaluasi total agar tidak menimbulkan kerugian lebih besar, sementara yang lain meminta agar program tetap berjalan karena dinilai bermanfaat bagi generasi muda dan perekonomian lokal.
Catatan Evaluasi
Sejumlah pihak, termasuk Ikatan Alumni Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia (IKA ISMEI), mendorong pemerintah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan MBG. Mereka menekankan agar program tidak dihentikan, melainkan diperbaiki dari sisi distribusi, keamanan pangan, hingga pengawasan lapangan.
“Program ini sebetulnya adalah investasi masa depan. Untuk anak-anak, ibu hamil, untuk memperbaiki gizi dan menangani stunting, juga sebagai motor penggerak ekonomi lokal,” ungkap Ketua Umum IKA ISMEI, Bahtiar Sebayang.
Meski demikian, kasus keracunan yang menimpa ratusan siswa di Sumsel, Sleman, Garut, hingga Baubau, membuat publik kian mendesak pemerintah bergerak cepat melakukan evaluasi.