S3 Manajemen Jadi Prodi Baru di Fakultas Elonomi Bisnis di UNESA

Table of Contents

JATIM TODAY - Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Negeri Surabaya (UNESA), terus melakukan pengembangan dengan membuka program studi baru yang diawali pada tingkatan program strata 1 (S1) sampai pada tingkatan pasca sarjana (S2 & S3).

Ditingkatan pasca sarjana, saat ini Prodi yang menarik Program S3 Manajemen, yang telah dibuka. Ada tiga konsentrasi yaitu, manajemen SDM, Manajemen pemasaran, dan manajemen keuangan.

Tiga konsentrasi ini, dapat menjadi pilihan bagi para calon mahasiswa dalam menentukan bidang ilmunya.

Selain itu prodi s3 manajemen memiliki keunggulan dengan berorientasi menghasilkan lulusan yang ahli di bidang Akademisi, Peneliti, Manajer, dan Technopreneur.

Berdasarkan tiga konsentrasi dan profil lulusan yang dimiliki prodi S3 Manajemen diharapkan bisa mewadahi seluruh stekholder dari berbagai latar belakang pekerjaan misalnya, sebagai akdemisi baik sebagai dosen maupun tenaga pengajar lainnya, sebagai pelaku usaha, serta sebagai praktisi dari berbagai organisasi baik profit maupun non profit.

“Saat ini mahasiswa yang sudah menjalani proses perkuliahan pada Prodi S3 manajemen berasal dari berbagai latar belakang profesi. Misalnya, anggota legislatif, karyawan birokrasi dan eksekutif, sebagai akademisi dari berbagai universitas yang ada di pulau jawa maupun di luar pulau jawa serta ada juga yang berprofesi sebagai pelaku usaha pada berbagai tingkatan bisnis,” kata Prof. Dr. Dewie Tri Wijayati Wardoyo M.si, selaku Ko. Prodi S3 Manajemen UNESA.

Menurutnya, peran pendidikan S3 ini,dapat menjembatani penguatan birokrasi, untuk melakukan berbagai kegiatan kajian terhadap setiap kebijakan, melakukan penelitian serta pengabdian kepada masyarakat.

Harapannya, Pendidikan sampai ke jenjang S3 bukan hanya sekedar ajang untuk mencari gelar semata, tetapi bertujuan untuk meningkatkan kapasitas SDM Indonesia serta sebagai motivasi kepada masyarakat luas pentingnya meningkatkan pendidikan.

“Dan juga mengingat, masih kurangnya minat peningkatan pendidikan Indonesia, yang masih tergolong rendah. Maka, perlu adanya motivasi, sekaligus gerakan yang masif secara bersama, untuk menggaungkan pentingnya pendidikan sempai ke jenjang yang lebih tinggitinggi,” tambahnya.

Pihaknya berharap masyarakat termotivasi karena orang yang sudah memiliki kedudukan saja masih mengharapkan pendidikan lanjutan sebagai implementasi aktualisasi diri.

“Serta pemahaman bahwa meningkatkan pendidikan itu penting bagi dirinya sendiri, maupun bagi lingkungan, serta negara,” pungkasnya. (**)

Sejasa Net