Vatikan Tunjuk Uskup Baru di Keuskupan Surabaya, Umat Sambut Gembira

Table of Contents

Administrator Keuskupan Surabaya Romo Yosef Eko Budi Susilo membacakan surat penunjukkan Uskup Baru Kesukupan Surabaya, Selasa 29 Oktober 2024 usai Misa di Gereja Katedral Surabaya. (Petrus Riski/VOA)

JATIM TODAY - Tepuk tangan dan sorak gembira mengiringi pembacaan surat pengangkatan Uskup Keuskupan Surabaya yang baru, yang dibacakan Administrator Keuskupan Surabaya, Romo Yosef Eko Budi Susilo. Surat dari Duta Besar Tahta Suci Vatikan mewakili Paus Fransiskus, menunjuk Romo Agustinus Tri Budi Utomo, sebagai Uskup Keuskupan Surabaya yang baru.

Pembacaan surat pengangkatan itu dilakukan di Gereja Hati Kudus Yesus, Katedral Surabaya, pada Selasa malam (29/19) di akhir Misa Syukur, bersamaan dengan pembacaan keputusan oleh Paus Fransiskus di Vatikan waktu setempat.

Romo Agustinus Tri Budi Utomo, selaku Uskup Keuskupan Surabaya terpilih, mengucap syukur atas kepercayaan dan keberanian Paus Fransiskus memilih dirinya yang dirasa punya banyak kekurangan. Namun, Romo Agustinus Tri Budi Utomo percaya pertolongan Tuhan memampukannya memimpin lebih dari 160.000 umat Katolik di 46 paroki di separuh wilayah Jawa Timur, dan sebagian wilayah Jawa Tengah.

Romo Didik, demikian dia biasa disapa, akan fokus melanjutkan program arah dasar keuskupan yang telah ditetapkan sebelumnya, sambil menguatkan umat Katolik di tingkat akar rumput agar mampu hadir di tengah masyarakat.

“Sebenarnya Gereja Katolik adalah bagian dari masyarakat, maka menjadi Uskup berarti menjadi orang yang bertanggung jawab untuk membawa jemaat mencintai jemaat, bangsa terutama. Bagaimana kita ambil bagian, terlibat, yang kami rumuskan sebagai hadir di tengah masyarakat,” jelas Romo Agustinus Tri Budi Utomo.

Selain mendewasakan iman umat Katolik dan hadir menjadi pelayan di tengah masyarakat, Romo Didik menegaskan pentingnya menghadirkan Gereja yang peduli terhadap persoalan mendasar masyarakat, terutama yang saat ini hidup di era kemajuan teknologi.

“Kita harus menerima perkembangan teknologi sebagai bagian dari menghadirkan Gereja di masyarakat. Satunya adalah Gereja harus ambil bagian dalam ekonomi kerakyatan. Makanya, fokusnya mensupport UMKM dan CU, credit union,” serunya.

Vatikan memberi waktu maksimal hingga tiga bulan kepada Keuskupan Surabaya untuk mempersiapkan pentahbisan uskup yang baru.

Umat dan Warga Lintas Iman Sambut Gembira Uskup Baru

Hadirnya uskup baru ini disambut gembira oleh banyak umat, baik awam maupun kaum religius. Administrator Keuskupan Surabaya, Romo Yosef Eko Budi Susilo, mewakili seluruh umat menyambut sukacita penunjukan Romo Didik sebagai uskup baru, setelah menanti pengganti Uskup Sutikno yang meninggal 14 bulan lalu.

“Kita umat Katolik di Keuskupan Surabaya ya senang, karena sudah ada uskup yang definitif. Kalau dulu kan masih, iki uskupe sopo, uskupe sopo (siapa uskupnya), kok tidak segera terpilih,” kata Romo Yosef Eko Budi Susilo.

Hal senada juga diungkapkan Karolus Dani, umat Katolik di Surabaya. Ia berharap hadirnya uskup baru setelah lama kosong, membawa kegembiraan dan semangat baru umat Katolik untuk semakin bertumbuh dalam iman dan berguna bagi sesama manusia. 

“Saya sebagai umat Katolik Surabaya sangat bersyukur, bersukacita karena terpilihnya uskup baru ini. Semoga uskup baru ini dapat membawa sukacita bagi seluruh umat,” kata Karolus Dani.

Reaksi positif juga muncul dari kalangan lintas iman dan etnis, yang selama ini menjadi gerakan pelayanan yang dilakukan Romo Didik. Aktivis lintas agama yang juga Koordinator Jaringan Islam Anti Diskriminasi (JIAD), Aan Anshori, menyebut dipilihnya Romo Didik sebagai Uskup Keuskupan Surabaya oleh Vatikan sudah sangat tepat. Hal ini tidak lepas dari peran dan keterlibatan Romo Didik pada gerakan lintas agama dan etnis, yang seringkali menyuarakan dan memperjuangkan demokrasi, hak asasi manusia dan isu-isu kemanusiaan.

“Vatikan telah memilih orang yang sangat tepat, yang memiliki pengetahuan yang sangat mumpuni terkait Jawa Timur, Jawa Tengah, dan ia memiliki narasi yang sangat kuat terutama dengan kelompok masyarakat sipil. Kami meyakini kerja-kerja kekatolikan terutama yang berkaitan dengan pembelaan terhadap kelompok yang tertindas itu akan semakin kentara, semakin tegas. Dan relasi dengan berbagai kalangan, terutama kalangan lintas iman itu akan semakin bagus dan itu juga akan memperkuat gerakan demokrasi, gerakan kemanusiaan yang ada di Jawa Timur,” jelas Aan Anshori.