Tangkapan layar dua kubu murid SD berseragam pramuka dan baju olahraga duel satu melawan satu di Cianjur. (Foto: MPI/Ricky Susan) |
JATIM TODAY - Beredar video memperlihatkan dua kubu murid sekolah dasar (SD) berseragam pramuka dan baju olahraga duel satu melawan satu. Peristiwa ini diduga terjadi di SDN Ibu Jenab 2, Jalan Pangeran Hidayatullah, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Dalam video berdurasi 3 menit 21 detik, terlihat kedua kubu murid SD bertarung dalam sebuah masjid yang berada di lantai dua sekolah tersebut.
Awalnya, kedua kubu tersebut mempersiapkan para siswa yang akan berduel. Setelah itu, mereka langsung berduel satu melawan satu dan saling baku hantam dalam masjid.
Setelah pertarungan selesai, akhirnya para anak yang menggunakan seragam pramuka membubarkan diri dari masjid. Namun mereka sempat dikejar oleh anak memakai baju olahraga sambil melontarkan kata-kata kasar.
Kepala SDN Ibu Jenab 2 Tita Rosita saat dikonfirmasi mengaku akan segera menindaklanjuti terkait beredarnya video kekerasan para murid ini.
"Saya akan mengumpulkan guru, murid dan orang tua murid untuk menindaklanjuti dan mengklarifikasi kasus kekerasan ini. Mungkin akan dilaksanakan Senin besok," katanya, Ahad (29/9/2024).
Dia memperkirakan video tersebut direkam pada Sabtu (28/9/2024). Hal in mengacu dari seragam yang digunakan yakni pramuka dan olahraga.
"Karena itu pakai baju pramuka hari Sabtu. Saya juga ada di sekolah dan sampai siang tidak ada laporan bullying," ucapnya.
Sementara Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur Arifin mengungkapkan, pihaknya saat ini sudah berkomunikasi dengan sekolah terkait video kekerasan tersebut.
"Saya konfirmasi apakah betul itu di Ibu Jenab 2, katanya betul. Katanya anak-anak pada main-main, bercanda dan sebagainya. Tapi karena lihat videonya identik dengan kekerasan dan perkelahian, meskipun pada akhir video tampaknya mereka tertawa," ucapnya.
Pada Senin ini, dia meminta sekolah untuk menelusuri kronologi kejadian duel antarmurid dalam bentuk laporan, termasuk pada para orang tua.
"Saat ini kami sedang mengidentifikasi siswa-siswa yang terlibat, juga siapa yang mengedarkan video tersebut. Sepertinya terjadi pada saat jam istirahat. Hari Senin kepastiannya," ucapnya.
Menurutnya, hal-hal negatif yang terjadi dan dilakukan anak-anak khususnya di SD bisa jadi pengaruh dari tontonan di media sosial (medsos).
"Mungkin saja meniru dari sana. Medsos itu bisa memberikan pengaruh positif atau negatif. Makanya kerap kali menyarankan pada kepala sekolah dan guru untuk mengawasi jangan sampai peserta didik menggunakan gawai untuk main medsos," katanya.
Sumber: inews
Social Footer