Pipa BBM Pertamina Bocor, Ribuan Warga Tuban Diungsikan
Petugas BPBD Tuban menggendong warga lansia menuju tenda pengungsian di lapangan Desa Tasikharjo, Senin (10/6). (MAHFUD/JAWA POS RADAR TUBAN) |
JatimNews, Tuban - Kartini mencium bau menyengat itu sekitar pukul 23.00 pada Ahad (9/6) malam. Semula dikira dari tabung elpiji.
Setelah mengecek ke dapur, dia memastikan tabung gasnya aman. Warga Desa Tasikharjo, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, itu pun kembali beristirahat.
Namun, sekitar pukul 02.00 Senin (10/6) dini hari, Kartini kembali terbangun karena bau kian menyengat. Betapa terkejutnya dia saat menyadari bahwa asap tebal sudah menyelimuti rumahnya. Sontak dia membangunkan seluruh anggota keluarga dan tetangga di sekitarnya.
Kepanikan warga di Desa Tasikharjo dan Remen, Kecamatan Jenu, kian menjadi-jadi setelah mendengar pengumuman evakuasi dari pengeras suara masjid. Asap pekat dengan bau menyengat tersebut diketahui berasal dari kebocoran pipa Terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) Tuban milik PT Pertamina.
”Kagetnya minta ampun. Saya sudah mikir tidak keruan. Saat itu juga semua warga langsung lari menuju lapangan dalam kondisi yang masih gelap gulita,” katanya sebagaimana dilansir dari Jawa Pos Radar Tuban kemarin.
Saking paniknya, banyak warga yang tidak memedulikan barang-barang berharga di rumahnya.
”Yang ada dalam pikiran saat itu hanya menyelamatkan diri,” ucap Sumani, warga lainnya.
Sejumlah warga dilaporkan mengalami gangguan pernapasan, pusing, dan mual.
PT Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial & Trading Pertamina langsung bergerak menangani warga desa yang mengungsi di posko BPBD pada Senin pagi. Tim Terminal BBM Tuban bersama lembaga dan instansi terkait mendampingi dan mendata para pengungsi.
Area Manager Communication, Relation & CSR Jatimbalinus Ahad Rahedi menyatakan, Pertamina Patra Niaga terus berkoordinasi dengan forum koordinasi pimpinan daerah (forkopimda), BPBD, serta lembaga dan instansi terkait lainnya di Tuban untuk memastikan warga yang harus mengungsi dalam kondisi aman.
”Tim terus mendampingi warga di posko pengungsian BPBD. Kami memastikan kondisi dan kebutuhan warga di posko tersebut aman,” ujarnya. Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzki bersama Kapolres AKBP Suryono dan Dandim 0811/Tuban Letkol Inf Dicky Purwanto serta jajaran forkopimda juga menemui para pengungsi.
Untuk alasan keselamatan, Pertamina Patra Niaga mengimbau kepada masyarakat di sekitar area terminal BBM untuk tidak merokok maupun menyalakan api hingga kondisi dinyatakan sepenuhnya aman. Sebagian besar warga yang sempat mengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing. Meski tidak sedikit yang masih trauma. ”Masih waswas. Takut terjadi lagi,” kata Kartini.
Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menambahkan, pihaknya memastikan tidak ada tumpahan BBM yang rembes ke area permukiman warga. Dia memastikan rembesan minyak dari pipa Tuban terjaga di fasilitas oil catcher Pertamina Patra Niaga.
”Kami memastikan tidak ada minyak tumpah ke area permukiman warga. Pertamina Patra Niaga memiliki fasilitas oil catcher yang mampu mengantisipasi rembesan minyak,” jelasnya.
Irto melanjutkan, vapour cloud atau uap yang timbul dari rembesan minyak dari pipa Tuban sudah tidak terdeteksi. Namun, masyarakat setempat diimbau untuk tidak merokok di dekat area tersebut.
Ahad melanjutkan, dari sisi penanganan kebocoran, langkah pertama yang dilakukan ialah memastikan dinding pengamanan mampu memagari agar rembesan tidak meluber (auto protection). Selain itu, penanganan dilakukan dengan mengerahkan vacuum truck (penyedot minyak) dan oil absorbent (penyerap minyak) agar minyak yang keluar segera tertangani.
Hingga tadi malam, proses investigasi atas kebocoran tersebut masih terus dilakukan.
”Kondisi sudah berangsur membaik dan sebagian warga sudah kembali ke rumah. Penyaluran BBM ke masyarakat Tuban dan sekitarnya tetap berjalan normal dan stok dipastikan aman,” jelas dia.
Selain stok yang dipastikan aman, penyaluran BBM ke Surabaya berjalan kembali sejak kemarin pagi.
Dikutip dari Radar Tuban, Fuel Manager Terminal Tuban Adriansyah menjelaskan bahwa gas yang muncul dari TBBM Pertamina Tuban itu disebabkan luberan BBM yang kemudian menguap seperti asap. Meski begitu, gas tersebut tidak membahayakan.
”Gas ini tidak beracun,” ujar dia. Hanya, diakui warga yang menghirup asap dalam intensitas tinggi bisa pusing atau mual.
Adriansyah memastikan permasalahan kebocoran BBM sudah tertangani. ”Kami bersama tim HSSE (Health, Safety, Security and Environment) Pertamina dan PT Trans Pacific Petrochemical Indotama sudah melakukan pengecekan hingga radius 200 meter dari titik lokasi bocor dan sudah aman,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Tasikharjo Damuri mengatakan, insiden tersebut merupakan kejadian pertama di Desa Tasikharjo dan sekitarnya. Kurang lebih 1.500 warga di desanya terdampak.
”Kejadian ini sangat mengagetkan,” ucapnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan kemarin melakukan pengecekan ke Terminal BBM Tuban pasca kebocoran BBM jenis pertamax yang terjadi di dalam area terminal.
’’Kami turun langsung mengecek kondisi di Terminal BBM Tuban dan memastikan penanganan sudah selesai. Kami berharap hal ini tidak terjadi lagi ke depannya,’’ ujar dia tadi malam.
Riva juga meminta tim Terminal BBM Tuban terus menjaga operasional berjalan lancar dan tetap aktif menjalin komunikasi dengan forkopimda serta masyarakat sekitar. Dalam kunjungannya, Riva memastikan penanganan kesehatan warga Desa Tasikharjo tetap diperhatikan meski warga sudah kembali ke rumah masing-masing.
”Ini sebagai bentuk tanggung jawab kami kepada masyarakat terdampak. Kami ingin memastikan kondisi masyarakat tetap sehat pasca kejadian,” tuturnya. (rel/jp)